Menteri Kehutanan(Menhut) RI Zulkifli Hasan tanggal 5 Mei 2010 lalu berkunjung ke Probolinggo. Ia melihat-lihat hutan rakyat di dusun Jranjang, Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo dan bertandang ke PT Kutai Timber Indonesia (KTI) di kota Probolinggo.
Menhut pertamakali mengunjungi hutan rakyat milik anggota Koperasi Serba Usaha Alas Mandiri Kti (KAM KTI) di Krucil. Di situ Menhut ditemani wakil Bupati Probolinggo Salim Qurays, penasihat koperasi Habib Abdul Qodir Al Hamid, Ketua KAM KTI yang juga wakil DPRD Abdul Manap dan Kapolres Al Afriandi.
Menhut memuji terobosan hutan rakyat yang dikembangkan di Krucil. Sebab, hutan rakyat yang ditanami aneka jenis pohon seperti sengon dan balsa itu tak hanya berfungsi melestarikan lingkungan, tapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi rakyat.
“Sekarang coba bayangkan, 1 Ha (hektare) berisi 500 sampai 700 batang. Perkiraannya 1 Ha sama dengan 200 kubik, kalau harganya Rp 400-Rp500 ribu, maka 1 Ha sudah dapat Rp 80 juta. Kalau tiap rakyat punya 5 Ha saja maka sudah punya ratusan juta saja.” kata menteri yang diberangkatkan PAN tersebut.
Namun untuk mengembangkan pohon seperti sengon dan balsa dibutuhkan kesabaran sebab baru bisa dipanen sekitar 5-6 tahun. Namun dalam jangka 1-4 tahun ladang untuk hutan rakyat tersebut masih bisa juga dimanfaatkan untuk tanaman lain seperti jagung, cabai, tomat dan tanaman pertanian lainnya.
Menhut menjelaskan diluar Jawa saat ini ada hutan tanam rakyat yang luasnya 5-15 Ha untuk setiap kelompok. “Kami juga ada program bibit untuk rakyat yang per desa dapat bantuan 50 juta bibit. Tahun ini ada 8 ribu desa yang dapat bantuan.” terang Menhut.
Bila suatu daerah sudah menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam hal pembibitan seperti yang sudah terjadi di Desa Kertosuko yang kerjasama dengan KTI (Kutai Timber Indonesia) pemerintah juga menyiapkan bantuan lain.
Yakni bantuan penanaman dan pemeliharaan tanaman tersebut. Caranya, tiap kelompok tani mengajukan permohonan bantuannya ke Dinas Kehutanan setempat. Tetapi bantuan ini terbatas. “Yang penting bantuannya tidak dikorupsi oleh pihak manapun,” tegasnya.
Menhut menjelaskan adanya hutan rakyat tersebut juga diharapkan mampu mengatasi masalah illegal logging. “Yang dimanfaatkan cukup hutan rakyat saja. Untuk hutan alam akan tetap dirawat itu untuk paru-paru dunia,” bebernya.
Di KTI Menhut bercerita, di Krucil sangat bagus dan luar biasa. Menurutnya, Indonesia patut bersyukur karena berada di garis khatulistiwsa. Karena bibit pohon sengon usia 6 tahun sudah bisa ditebang, coba kalau di Jepang, 6 bulan disana masih jadi bibit. Makanya mereka kesini,” cetusnya.
Tidak mudah membangkitkan kesadaran kepentingan lingkungan yang lestari. Kementerian Kehutanan punya program kebun bibit rakyat, kementerian akan memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat yang punya bibit. Setiap kelompok akan mendapat bantuan Rp 50 juta untuk proses penyemaiannya.
Program itu diadakan supaya masyarakat punya kesadaran tinggi. Hutan primer harus dilindungi. Kedepannya, diharapkan semua kebutuhan kayu di pulau Jawa bisa dipenuhi oleh Jawa, jadi tidak perlu mencari ke daerah lain sampai ke Kalimantan. Jika menngambil dipulau lain harganya lebih mahal, hutan rusak dan Indonesia menjadi perhatian dunia.
Sumber : Radar Bromo, 6 Mei 2010. Jawa Pos Group,
Menhut pertamakali mengunjungi hutan rakyat milik anggota Koperasi Serba Usaha Alas Mandiri Kti (KAM KTI) di Krucil. Di situ Menhut ditemani wakil Bupati Probolinggo Salim Qurays, penasihat koperasi Habib Abdul Qodir Al Hamid, Ketua KAM KTI yang juga wakil DPRD Abdul Manap dan Kapolres Al Afriandi.
Menhut memuji terobosan hutan rakyat yang dikembangkan di Krucil. Sebab, hutan rakyat yang ditanami aneka jenis pohon seperti sengon dan balsa itu tak hanya berfungsi melestarikan lingkungan, tapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi rakyat.
“Sekarang coba bayangkan, 1 Ha (hektare) berisi 500 sampai 700 batang. Perkiraannya 1 Ha sama dengan 200 kubik, kalau harganya Rp 400-Rp500 ribu, maka 1 Ha sudah dapat Rp 80 juta. Kalau tiap rakyat punya 5 Ha saja maka sudah punya ratusan juta saja.” kata menteri yang diberangkatkan PAN tersebut.
Namun untuk mengembangkan pohon seperti sengon dan balsa dibutuhkan kesabaran sebab baru bisa dipanen sekitar 5-6 tahun. Namun dalam jangka 1-4 tahun ladang untuk hutan rakyat tersebut masih bisa juga dimanfaatkan untuk tanaman lain seperti jagung, cabai, tomat dan tanaman pertanian lainnya.
Menhut menjelaskan diluar Jawa saat ini ada hutan tanam rakyat yang luasnya 5-15 Ha untuk setiap kelompok. “Kami juga ada program bibit untuk rakyat yang per desa dapat bantuan 50 juta bibit. Tahun ini ada 8 ribu desa yang dapat bantuan.” terang Menhut.
Bila suatu daerah sudah menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam hal pembibitan seperti yang sudah terjadi di Desa Kertosuko yang kerjasama dengan KTI (Kutai Timber Indonesia) pemerintah juga menyiapkan bantuan lain.
Yakni bantuan penanaman dan pemeliharaan tanaman tersebut. Caranya, tiap kelompok tani mengajukan permohonan bantuannya ke Dinas Kehutanan setempat. Tetapi bantuan ini terbatas. “Yang penting bantuannya tidak dikorupsi oleh pihak manapun,” tegasnya.
Menhut menjelaskan adanya hutan rakyat tersebut juga diharapkan mampu mengatasi masalah illegal logging. “Yang dimanfaatkan cukup hutan rakyat saja. Untuk hutan alam akan tetap dirawat itu untuk paru-paru dunia,” bebernya.
Di KTI Menhut bercerita, di Krucil sangat bagus dan luar biasa. Menurutnya, Indonesia patut bersyukur karena berada di garis khatulistiwsa. Karena bibit pohon sengon usia 6 tahun sudah bisa ditebang, coba kalau di Jepang, 6 bulan disana masih jadi bibit. Makanya mereka kesini,” cetusnya.
Tidak mudah membangkitkan kesadaran kepentingan lingkungan yang lestari. Kementerian Kehutanan punya program kebun bibit rakyat, kementerian akan memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat yang punya bibit. Setiap kelompok akan mendapat bantuan Rp 50 juta untuk proses penyemaiannya.
Program itu diadakan supaya masyarakat punya kesadaran tinggi. Hutan primer harus dilindungi. Kedepannya, diharapkan semua kebutuhan kayu di pulau Jawa bisa dipenuhi oleh Jawa, jadi tidak perlu mencari ke daerah lain sampai ke Kalimantan. Jika menngambil dipulau lain harganya lebih mahal, hutan rusak dan Indonesia menjadi perhatian dunia.
Sumber : Radar Bromo, 6 Mei 2010. Jawa Pos Group,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar