Senin, 20 Juni 2011

Kisah Ruyati, TKI Arab Berakhir dengan Hukuman Pancung


Kasus Ruyati seakan menambah daftar panjang ceita kelam Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri. Ruyati binti Satubi, dihukum pancung alias dipenggal kepalanya. Nenek 54 tahun itu tahu-tahu sudah dieksekusi, Sabtu (18/06) sore, dan pemerintah Indonesia baru mengabari keluarganya di Bekasi, Minggu (19/06) pagi.

Berita Kematian Ruyati ini pertama kali terungkap sejak situs internet di Arab Saudi, alriyadh.com, melaporkan wanita Indonesia bernama Ruyati binti Satubi dipancung di Makkah, lantaran terbukti bersalah membunuh majikannya, Khairiya binti Hamid Mijlid.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengklaim bahwa Ruyati telah mengakui telah melakukan kejahatan ini. Sayangnya, sepertinya eksekusi terlalu terburu-buru sehingga sangat disesalkan oleh Pemerintah Indonesia lewat Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Pihaknya mengecam emerintah Arab Saudi karena tidak memberi tahu eksekusi itu.
“Kami mengecam dan menyayangkan Pemerintah Arab Saudi mengabaikan hukum internasional,” ujarnya, Minggu (19/06) kemarin.
Sementara itu, menurut pengakuan sang anak korban tersebut, Een Nuraeni, terakhir kali berbicara dengan ibunya, akhir Desember 2010. “Waktu itu malam tahun baru menjelang 2011, ibu bilang mau mengirim uang ke Indonesia,” katanya.
Dua minggu kemudian, Een mendapat kabar bahwa ibunya terkena kasus hukum yang diduga membunuh istri majikannya. “Saya ingat betul, tanggal 14 Januari 2011, teman ibu saya telepon memberi tahu kasus itu,” ujar anak pertama Ruyati ini.
Ruyati pertama kali menjadi TKI sekitar tahun 1999. Pada keberangkatan pertama itu, nenek dengan tujuh orang cucu dari tiga anak ini sempat bekerja di Madinah, Arab Saudi, selama lima tahun. Setelah pulang, dia kembali mengadu nasib ke Arab Saudi dan bekerja selama enam tahun. Terakhir, dia bekerja di negeri kaya minyak tersebut selama satu tahun empat bulan, sebelum pedang algojo memisahkan kepala dari tubuhnya.
Kabar mendadak itu sangat disesalkan keluarga. Apalagi, kata Een, ibunya ternyata langsung di makamkan dan tidak dibawa pulang ke Tanah Air. “Keluarga mohon agar Ibu bisa dipulangkan ke rumah dan akan dimakamkan di sini di pemakaman keluarga,” tambah Eeen.

Sumber: Google.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar